Desahan Tanteku bikin aku muncrat
Cerita
ini berawal pada tahun 1997 dan kejadian itu terjadi di rumah istri
om-ku. Om-ku itu bekerja pada bidang marketing, jadi kadang bisa
meninggalkan rumah sampai satu minggu lamanya, dan untuk mencukupi
kebutuhan hidup mereka berdua bersama tiga anaknya yang masih kecil,
mendirikan sebuah warung di depan rumah. Tanteku itu orangnya lumayan
menarik dengan postur tubuh setinggi 170 cm dengan ukuran dada 34B,
berumur kira-kira 29 tahun. Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat
tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena
memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup
genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya
dengan melampirkan handuk di tembok yang menjadikan tanda bahwa kamar
mandi sedang dipakai.
Tidak
sampai di situ saja, kadang tanteku ini suka memakai baju tidur yang
model terusan tipis tanpa memakai BH dan itu sering sekali kulihat
ketika di pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi sudah
dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan itu otomatis ketika
dia menunduk menampakkan buah dadanya yang lumayan besar dan montok. Hal
ini dilakukan sebelum dia menyiapkan keperluan sekolah anaknya, kalau
om-ku biasanya tidak ada di rumah karena sering bertugas di luar kota
selama empat hari. Pernah aku melamunkan bagaimana rasanya jika aku
melakukan persetubuhan dengan tanteku itu, namun akhirnya paling-paling
kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani. Rupanya anga-anganku itu
dapat terkabul ketika aku sedang menumpang nonton TV di rumah tanteku
pada siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan om-ku sedang
bertugas keluar kota pada pagi harinya.
Kejadian
itu terjadi ketika aku sedang menonton TV sendirian yang bersebelahan
dengan warung tanteku. Ketika itu aku ingin mengambil rokok, aku
langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu,
mungkin menulis barang belanjaan yang akan dibelanjakan nanti.
"Tante,
Diko mau ambil rokok, nanti Diko bayar belakangan ya!" sapaku kepada
tanteku. "Ambil saja, Ko!" balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yang
tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dengan posisi membungkuk.
Karena toples rokok ketengan yang akan kuambil ada di sebelah tanteku
tanpa sengaja aku menyentuh buah dadanya yang kebetulan tanpa memakai
BH. "Aduh! hati-hati dong kalau mau mengambil rokok. Kena tanganmu, dada
tante kan jadi nyeri!" seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di
dadanya yang sebelah samping kirinya. Namun karena tidak memakai BH,
nampak dengan jelas pentil susu tanteku yang lumayan besar itu. "Maaf
Tan, aku tidak sengaja. Begini aja deh Tan, Diko ambilin minyak supaya
dada Tante tidak sakit bagaimana!" tawarku kepada tanteku. "Ya sudah,
sana kamu ambil cepat!" ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya.
Dengan
segera kuambilkan minyak urut yang ada di dalam, namun ketika aku masuk
kembali di dalam warung secara perlahan, aku melihat tante sedang
mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya
saja. "Ini Tante, minyak urutnya!" sengaja aku berkata agak keras sambil
berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan. Mendengar suaraku,
tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yang
masih menggelantung di bagian pinggangnya. Tampak gugup tanteku menerima
minyak urut itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar. Tanpa
membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untuk mengurut
dadanya yang sakit, namun tanteku agak takut. Pelan-pelan dengan sedikit
memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya untuk
mengurut namun dilakukan dari belakang.
Sedikit
demi sedikit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang
namun secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke
depan. Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui aksi nakalku. "Diko!
kamu jangan nakal ya!" seru tanteku namun tidak menepis tanganku dari
badannya yang sebagian ditutupi baju. Mendapati kesempatan itu aku tidak
menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku
untuk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yang masih
ditutupi dari depan oleh selembar baju itu. "Ohh.. oohh.." seru tanteku
ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil
memilin-milin ujung susunya. "Jangan.. Diko.. jang.." tante masih
merintih namun tidak kuacuhkan malah dengan sigap kubalikkan tubuh
tanteku hingga berhadapan langsung dengan diriku. Kemudian dengan
leluasa kumulai menciumi susu yang di sebelah kiri sambil masih
mengurut-urut susu di sebelahnya. Kemudian aku mulai mencucupi kedua
puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dengan
mengerasnya kedua susunya.
Tidak
sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah
perutku berusaha untuk memegang kemaluanku yang sudah dari tadi
mengencang. Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, dikocok-kocok
batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap
jongkok namun sambil memegang kemaluanku yang lamayan panjang. Untuk
diketahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dengan
diameter 3,5 cm. Tanteku rupanya sedikit terkejut dengan ukuran
kemaluanku apalagi sedikit bengkok, namun dengan sigap tapi perlahan
tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama
semakin cepat. "Ah.. ah.. ah.. yak.. begitu.. terus.. terus.." erangku
sambil memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang
kemaluanku. Kemudian karena aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat
agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan sedikit
gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang. Rupanya tanteku masih
mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan
terlihatlah gundukan kemaluannya yang sudah basah.
Secara
perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya. "Ah..
ahh.. Diko, Tante mau keluuaarr.." Beberapa saat kemudian rupanya
tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar
tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya
di mulutku, "Crett.. crett.. cret.." mulutku sampai basah terkena cairan
surga tanteku. Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati
kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku.
Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dengan sedikit agak keras aku
dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar
kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang
kemaluannya. Agak susah memang karena memang aku agak kurang
berpengalaman dibidang ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya.
Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang
kemaluannya. "Pelan-pelan ya, Diko!" lirih tanteku sambil menggenggam
kemaluanku.
Ketika
baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku
sudah tidak kuat lagi dengan agak sedikit paksa akhirnya kemaluanku
dapat masuk seluruhnya. "Diko.. akh.." jerit kecil tanteku ketika
kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang
lumayan basah namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke
pinggangku. Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil
meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku
makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak. "Tan.. aku..
aku mauu.. keluar.." bisikku sambil mempercepat gerakanku. "Dikeluarkan
di dalam saja, Dik!" balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil
kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan. "Tan.. aku..
keluarr.." pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil
masih memegangi susunya. Rupanya tanteku juga mengalami hal yang sama
denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya
sambil menyemburkan air surganya untuk ketiga kalinya. "Cret.. cret..
cret.." hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dalam lubang
kemaluan tanteku dan itu juga di campur dengan air surga tanteku yang
hampir berbarengan keluar bersamaku. "Cret.. cret.. cret.. ahh.."
tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yang dari
lubang kemaluannya.
Akhirnya
kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untuk
berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri oleh air
surga. "Diko! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini kepada
Tante, tapi Tante senang kok, Tante puas atas kenakalan kamu," bisik
tanteku perlahan. Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali
celanaku yang tadi dipelorotkan oleh tanteku. Tanteku akhirnya berjalan
keluar, namun sebelum itu dia masih menyempatkan dirinya untuk memegang
kemaluanku yang lumayan besar ini.
Inilah
pengalamanku yang pertama, dan sejak itu kami kadang mencuri waktu
untuk mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku atau tanteku ingin
mencoba posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak tanteku
berangkat sekolah. Sekarang hal itu sudah tidak kulakukan lagi karena
tanteku sekarang ikut Om-ku yang mendapat tugas di daerah.
Untuk
saudara-saudara sekalian yang mau membutuhkan jasaku bisa anda
hubungiku lewat e-mail yang ada di sini asalkan anda adalah wanita
tulen, kalau bisa seperti tanteku.
Judul: Cerita Dewasa | Desahan Tanteku bikin aku muncrat
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Unknown
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Unknown
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Cerita Dewasa Hot
dengan judul Cerita Dewasa | Desahan Tanteku bikin aku muncrat. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://majalahseru01.blogspot.com/2013/06/cerita-dewasa-desahan-tanteku-bikin-aku.html. Terima kasih!
Belum ada komentar untuk "Cerita Dewasa | Desahan Tanteku bikin aku muncrat"
Posting Komentar